About

"Aku adalah orang yang harus berhadapan dengan waktu dan janji"

Minggu, 18 Maret 2012

Experience is The Best Teacher

Hari ini aku sadar akan sebuah kelalaian yang menambah beban pikiran. Aku ingat peristiwa 3 minggu yang lalu tepatnya hari Senin tanggal 27 Maret 2012. Aku kehilangan seragam kerudung putihku. Kala itu aku baru saja sampai di pondok. Aku sudah kelelahan 2 hari berturut-turut banjarian. Sabtu festival di Tambak Beras dari pukul 10.30 pagi sampai 22.00 malam. Esok harinya tidak ikut ngaji Abah Aziz karena harus menghadiri permintaan manggung di rumah teman di Sidoarjo. Pulang dari Sidoarjo pun Senin jam 06.30. 

Belum sarapan dan juga mempersiapkan untuk pergi ke sekolah. Aku ingat aku belum mengambil kerudung putihku di jemuran. Aku mengorak arik semua pakaian yang dijemur namun yang kutemukan cuma hanger bintang kecil berwarna merah menggantung di kawat. Tak kutemukan sosok kerudung itu. Dalam hati pun aku sebenarnya ingin mengolok-olok anak yang tega mengambilnya. eh tepatnya mencurinya. Tapi aku hanya bisa menggerutu dan lari kesana kemari tuk mencari pinjaman kerudung. Tak seorang pun yang bilang punya kerudung dobel. Aku sudah nanya ke adek kelas sekamarku tapi katanya udah dipinjem temennya. 

Tiba-tiba ada seseorang tanpa berkata sesuatu langsung menggandengku ke kamarnya dan membuka lemarinya kemuadian mengambilkan sebuah kerudung seragam putih. Sembari berkata "mbak nggak usah sedih, ni pake' kerudungku aja meskipun jelek yang penting pakek seragam". Menyaksikan itu aku pun tertawa lega. Tak kulihat gimana bentuk kerudungnya aku hanya memegangnya. Tiba-tiba di depan kamarku seseorang langsung memberi kerudung yang sama. Dia bilang" mbak pakek ini aja nggak apa-apa". Aku pun melihat kerudungnya dan membandingkan dengan kerudung anak pertama tadi. Serentak aku langsung kembali ke kamar anak yang pertama tadidan mengembalikan kerudungnya."Mbak kenapa dikembalikan?" Ia bertanya dengan nada agak kecewa tapi tetap tersenyum. Aku pun menjawab seakan tak punya dosa,"hehehe...sorry ini lho udah sobek pinggirnya". Dia menjawab,"iya mba' gak apa emank ini udah jelek, yauda pakek yang itu aja lebih bagus". 

Perasaanku memang gembira waktu itu. Tapi hari ini anak yang meminjami kerudung bagus itu meminta kerudungnya tak peduli aku nggak punya kerudung dan nggak ada pinjaman sama sekali. Ia malah marah-marah dan tak mau menyapaku. Aku pun sadar akan kelakuanku yang lebih memilih sesuatu yang menurut nafsuku bagus dan malah meninggalkan dan menyia-nyiakan yang jelek. Padahal sudah terbukti sesuatu yang dianggap bagus itu tidak akan menjamin kebagusan pula.

 Hikmah dari cerita pribadiku ini adalah " JANGAN PERNAH MENGANGGAP ATAU BAHKAN MEYAKINI KALAU YANG APA PUN YANG JELEK ITU MEMBAWA DAMPAK KEJELEKAN PULA. BAHKAN SUATU SAAT KITA PASTI AKAN MENGANGGAP SESUATU ITU SANGAT BERHARGA. DAN JANGAN SAMPAI KITA MENYESAL KARENA MELALAIKAN ITU".

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More