About

"Aku adalah orang yang harus berhadapan dengan waktu dan janji"

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 03 Oktober 2012

Keluarga adalah yang paling berharga


Ibu....
Sosok perempuan terbaik yang tak pernah dan tak akan pernah bisa aku lupakan. Mungkin baru-baru ini aku paham dan merasakan akan kekuatan segala pengorbanannya yang sangat besar untukku. Mulai dari mengandung, melahirkan, menyusui, dan merawatku hingga sampai saat ini pun beliau sama dan tidak berkurang perhatiannya walau aku sudah menginjak dewasa.

Bapak...
Sosok laki-laki yang gigih nan tangguh berjuang melawan semua masalah demi kelangsungan dan kebahagiaan kehidupan keluarganya. Beliau bekerja, menasehati, dan mengajarkan aku akan makna kehidupan nyata bukan maya.

This is my Real Story
Aku bukanlah anak dari keluarga mampu. Mungkin Aku termasuk ekonomi menengah ke bawah. Tapi syukur Alhamdulillah Aku masih bisa menuntut ilmu sampai detik ini dan semoga dengan izin Allahuntuk periode depan aku masih bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. (Amiin)

Sewaktu aku masih duduk di bangku kelas VI MI Darussalam Banjarsari-Jetis, aku sudah putus asa dengan pendidikan yang akan kutempuh. Bapakku hanya mampu menyekolahkan aku di sekolah MTs. Darul Ulum Ngabar-Jetis yang merupakan sekolah bagi anak-anak orang berekonomi seperti keluargaku. Namun aku dihadapkan pada dilema akan pendapat guruku yang menganjurkan aku tuk sekolah di sekolah negeri yang pendidikan dan fasilitasnya lebih lengkap dan canggih.

Senin, 19 Maret 2012

Grup Banjariku

As-Syukriah
A. Sejarah
    Merupakan unit kegiatan santri jenis seni banjari. Grup ini berdiri pada tahun 2009. Saat itu aku masih kelas 9.Yang menggandrungi adalah santriwati Al-Amin Putri, masing-masing 5 dari kelas 9(Alif, Tyas, Asmaul, Rina, Izah),4 dari kelas 11(Lathifah, Ummah, Nurul, Shofi), dan 1 dari kelas 8(Lala). Sebenarnya ga' ada niat tuk mendirikan grup banjari Al-Amin Putri hanya saja ada usulan daripada samroh mending banjari aja lebih sopan. Kebetulan waktu itu juga menjelang Haflah Tahtimidduruus ke-4, jadi ya sekalian persiapan buat tampil.
    Alhamdulillah guru yang didatangkan oleh pihak lembaga sangat profesianal dan sudah termasuk kancah nasional. Beliau H. Muhtarom dari Gayaman-Bangsal-Mojokerto. Keseharian beliau penuh untuk mengajar banjari dan qiro'ah di berbagai daerah di Jawa Timur. Kesan awal beliau sangat senang mengajar di Al-Amin Putri karena anaknya gampang nyanthol terus sudah tau irama dasar banjari, so ya ga' terlalu sulit lah untuk diajar.
    Nama As-Syukriah ini atas usulan ustadz Hanafi, pakar Nahwu di Ponpes Al-Amin. Sebenarnya beliau mengusulkan 2 nama yaitu As-Syukriah (yang bersyukur) dan Ats-Tsuroyyah (nama bintang). Namun Abah Tarom (panggilan H. Muhtarom) memilih As-Syukriah. Dengan maksud kami personil AS selalu bersyukur atas apa yang didapatkan baik susah maupun senang, dapat juara atau tidak, atau dapat bisyaroh atau tidak, maupun dapat berkat atau tidak, kami tetap bersyukur.
    Seiring bertambahnya tahun, kenaikan kelas pun menjadi beban tersendiri bagi para personil AS. Kami yang terdiri dari berbagai kelas harus menerima kakak-kakak kelas 11 yang naik ke kelas 12 meninggalkan grupnya perlahan demi kelancaaran UNAS. Proses pencarian bakat pun mau tidak mau ya dilakukan. Betapa sulitnya melatih tangan seorang cewek memukul terbang dan mencengkokkan suara calon vokal. Memang banyak sekali peminat tapi yang masuk seleksi tidaklah orang sembarangan.
    Dari peminat terbaik yang masuk seleksi minat dan bakat, terpilih santri kelas 8 yang naik ke kelas 9 dan juga akan menghadapi ujian nasional. Sulitnya minta ampun mengatur jadwal latihan. Bahkan suatu ketika di undang dadakan oleh Bapak Bupati Mojokerto dalam acara Maulid Nabi di Pendopo Kabupaten, bertepatan kelas 9 dan 12 try out. Akhirnya grup ini hanya tampil dengan 5 personil saja ditambah 3 adek kelas yang pernah ikut seleksi. Alhasil sangat tidak memuaskan bagi yang mengusulkan mengundang banjari kami yaitu DR.H.Ahmad Jazuli SH.MSi yang dan berpikir selama ini grup AS sudah profesional dalam performanya.
    Awal pergantian personil sungguh sangat menguras pikiran. Sering kali cekcok terjadi saat latihan. Emosi pun tak terhindarkan. Pembagian tugas juga sudah di terapkan, tapi memang dasar anak-anaknya saja yang sebenarnya tidak terpaut untuk memajukan banjari. Dalam benak mereka mungkin terbesit keinginan sering keluar undangan, bertemu teman-teman banjarian, dapet berkat, makan-makan, dapet uang dech.....Terlalu dengkal jika mereka memang berpikir seperti itu.
    Setelah grup ini diresmikan, latihan dengan abah Tarom pun dimulai. Respon awal untuk rintisan personil baru kurang memuaskan. Beliau malah bertanya-tanya tentang mbak-mbak yang kala itu sedang les peersiapan UNAS. Adek-adek pun tak dihiraukan seakan-akan mereka itu roh-roh halus yang kasat mata. Abah juga kelihatan malas mengajar.
    Waktu demi waktu, latihan demi latihan terus berjalan. Keputus asaan hampir sering menghantui. Bahkan nasib malang dan perdebatan harus dicincipi. Memang setelah ikut festival nasional di asrama haji Sukolilo dulu grup ini seperti terpuruk dengan kegagalan waktu itu. Penampilan baik hanya tampil biasa maupun festival semua gagal total. Mulai dari festival di Smansasoo oleh IPPNU Mojokerto, festival di UNESA, sampai gebyar sholawat di acara khitanan abah Tarom sendiri gagal.
    Puncak keputusasaan itu adalah pencarian nama pengganti As-Syukriah. Kami menyangka kejadian ini ada hubungannya dengan nama. Mungkin nama As-Syukriah terlalu berat artinya bagi kami. Artinya saja "bersyukur" sedangkan kami kurang bisa bahkan mungkin tak bisa bersyukur. Seringkali kami resah akan nasib yang menimpa serta selalu menyalahkan keadaan.
    Kami mengambil kesimpulan melihat pengalaman banjari anak putra yang asal namanya Al-Mumtaz (yang istimewa) dan masih bagusan anak AS banjarinya bahkan jauh.Namun setelah berganti Hubbul Amin, perkembangannya sangat pesat. Dapet undangan dan juara di mana-mana. Bahkan abah Tarom sendiri yang dulunya lebih memihak anak AS berpaling kepada HA yang jelas-jelas jauh lebih bagus daripada AS.
    Kami pun merasa tak ada pihak yang mendukung banjari putri. Mulai dari teman-teman yang pasang wajah datar, pembina yang tak peduli nasib kami, bahkan cemoohan pihak-pihak yang memang kurang mendukung keberadaan grup banjari ini. Hari demi hari kami lewati dengan memikul beban yang memeras pikiran dan perasaan. Banjari senior masih amburadul sudah dituntut punya junior
untuk persiapan. Pelajaran pun terbengkalai dengan keadaan seperti itu, bagi orang-orang yang perhatian dan bertanggungjawab saja yang merasa seperti itu. Sedang yang lainnya tidak merasakan apa-apa.
    Dasar orang-orang acuh tak acuh. Itulah yang ingin kukatakan pada mereka yang tak peduli perkembangan banjari Al-Amin Putri. Diajak latihan bilangnya nggak ada gairah, terpuruk keadaan. Diajak review lagu-lagu lama bilangnya bosen nggak suka dengan lagu itu. Air mata ini sebenarnya udah tak tahan bersembunyi di kelopak mata. Tapi apa boleh buat? AS-SYUKRIAH GALAU...........
    Tanpa kami sadari, perkembangan banjari baru-baru ini agak pesat. Orang-orang mulai kenal dan tidak asing mendengar nama As-Syukriah. Kami pun bisa menghela napas yang panjang. Mulai dari Abah Tarom dan teman-temannya, beberapa grup lain juga mengatakan AS udah tambah bagus. Pemukulnya seperti putra meskipun mereka putri. Malah Abah sering sekali memuji pemukulnya.
    Meski dalam hati memang ikut senang dengan tersanjungnya pemukul kami, tapi secara pribadi aku bertanya-tanya, kenapa abah tak pernah mengoreksi vokalnya? Sudah bagus atau sangat jelek sampai abah tak pernah angkat bicara soal vokal? Bahkan abah tak pernah memberi variasi suara yang lengkap. Aku sebagai vokal, jujur cemburu dengan perbincangan abah. Memberanikan diri meminta evaluasi pada beliau.
    Akhirnya terungkap juga apa yang disembunyikan abah selama ini. Kenapa beliau tak mengatakannya sejak dulu? Setelah kami merasa meningkat, kekurangan kami diungkit. Karena aku vokal, aku hanya mendengarkan kritikan beliau tentang vokal dan backing vokal
AS aja. Beliau berkata: " Sepuntene nggeh.....jujur kulo ngroso dari pertama dulu vokale memang kurang memenuhi standart. Seandainya tingkat Jatim ngoten tasek kurang sampean niki. Mba' Tyas niku suarane kurang renyah koyo' kebuntel. Mba' Alif niku tinggi tapi tinggine niku kuecil mboten tinggi power". Beliau membandingkan vokal AS dengan mba' Dwi-MQ yang memang suaranya itu tertinggi se jatim Insyaallah.
Dia udah terkenal jauh sebelum ada AS. Dia juga muridnya abah Tarom. "Dwi niku tuinggi nggeh suarane, power pisan", ujar beliau. Meski kami pasang wajah cerah tapi hati ini redup bahkan gelap mendengar itu. Bahkan beliau berkata jika Al-Amin Putri ini bukan punya lembaga khusus, beliau akan mencarikan 5 vokal sekaligus yang bagus-bagus joss-joss.
    Menurut pemahamanku pribadi perkataan abah ini menunjukkan memang vokal AS ini tidak berkualitas sama sekali. Beliau memang sudah percaya pemukul AS. Malah menganggap grup AS ini senior, mungkin juga karena pemukulnya yang memang sudah profesional. Setelah latihan masalah pun datang kembali. Beberapa vokal AS patah semangat habis mendengar kejujuran sang abah banjari. Nyanyi ini itu bilangnya bosen lah, lagunya terlalu nglembrek lah, tak tau apalah yang menyebabkan mereka bersikap seperti itu.
    Beban pikiran pun datang lagi. Bagaimana cara membuat vokal dan backingnya ini stabil, karena aku paham memang suara kami biasa-biasa aja ga' da yang spesial. Ya senk penting bareng, kompak, ga' lari sendiri-sendiri nyanyinya. Harapan terbesar AS adalah bisa membawa nama baik Al-Amin dalam bidang seni Banjari. Terus dan terus mencari pengalaman sebagai bekal kesuksesan dimasa mendatang. Tapi kami kelas 11 khususnya ingin sekali mendapatkan juara bidang banjari murni sebelum kami keluar dari Al-Amin. Sebagai balas budi atas pengorbanan materi, waktu, serta tenaga para asatidz yang merawatnya. Dan semoga harapan ini terwujud.
AMIIN..............................................................:)

B. Prestasi
    1. Juara Harapan I Festival Tiban tahun 2010
    2. Runner Up I Festival Sholawat PCNU se-kab Mojokerto tahun 2010
    3. Juara 3 Lomba Takbir Adha se-Kab Mojokerto tahun 2011
    4. Juara Harapan I Festival Tiban tahun 2012

c. Daftar Festival yang pernah diikuti
    1. Festival Tiban tahun 2010 (sholatun bis salam & Ilal Habib)
    2. Festival Sholawat di PCNU tahun 2010 (Sholawat Badr & Ya 'Alim)
    3. Festival Banjari di Asrama Haji Sukolilo Surabaya tahun 2011 (Mundu'an & Shil Yaa Nabi)
    4. Festival Banjari UKKI UNESA tahun 2011 ( Ya Badrotim & Ya Imamarrus)
    5. Festival Banjari di SMANSASOO oleh IPPNU Mojokerto tahun 2011( Ya Nabi Salam & Mundu'an)
    6. Lomba Gema Takbir Adha Mojokerto tahun 2011
    7. Festival Banjari di UM USBU'UL 'ARABI tingkat SMA sederajat tahun 2011 (Ilahunar rahman)
    8. Festival Banjari Tiban tahun 2012 (Bidzikri & Kuntu'an)
    9. Festival Banjari STAI-BU Tambak Beras tahun 2012 ( Sholawat Badr & Anal Faqir)
    10.Festival Banjari Gayaman tahun 2012 ( Antal Hana & Kuntu'an)

Minggu, 18 Maret 2012

Experience is The Best Teacher

Hari ini aku sadar akan sebuah kelalaian yang menambah beban pikiran. Aku ingat peristiwa 3 minggu yang lalu tepatnya hari Senin tanggal 27 Maret 2012. Aku kehilangan seragam kerudung putihku. Kala itu aku baru saja sampai di pondok. Aku sudah kelelahan 2 hari berturut-turut banjarian. Sabtu festival di Tambak Beras dari pukul 10.30 pagi sampai 22.00 malam. Esok harinya tidak ikut ngaji Abah Aziz karena harus menghadiri permintaan manggung di rumah teman di Sidoarjo. Pulang dari Sidoarjo pun Senin jam 06.30. 

Belum sarapan dan juga mempersiapkan untuk pergi ke sekolah. Aku ingat aku belum mengambil kerudung putihku di jemuran. Aku mengorak arik semua pakaian yang dijemur namun yang kutemukan cuma hanger bintang kecil berwarna merah menggantung di kawat. Tak kutemukan sosok kerudung itu. Dalam hati pun aku sebenarnya ingin mengolok-olok anak yang tega mengambilnya. eh tepatnya mencurinya. Tapi aku hanya bisa menggerutu dan lari kesana kemari tuk mencari pinjaman kerudung. Tak seorang pun yang bilang punya kerudung dobel. Aku sudah nanya ke adek kelas sekamarku tapi katanya udah dipinjem temennya. 

Tiba-tiba ada seseorang tanpa berkata sesuatu langsung menggandengku ke kamarnya dan membuka lemarinya kemuadian mengambilkan sebuah kerudung seragam putih. Sembari berkata "mbak nggak usah sedih, ni pake' kerudungku aja meskipun jelek yang penting pakek seragam". Menyaksikan itu aku pun tertawa lega. Tak kulihat gimana bentuk kerudungnya aku hanya memegangnya. Tiba-tiba di depan kamarku seseorang langsung memberi kerudung yang sama. Dia bilang" mbak pakek ini aja nggak apa-apa". Aku pun melihat kerudungnya dan membandingkan dengan kerudung anak pertama tadi. Serentak aku langsung kembali ke kamar anak yang pertama tadidan mengembalikan kerudungnya."Mbak kenapa dikembalikan?" Ia bertanya dengan nada agak kecewa tapi tetap tersenyum. Aku pun menjawab seakan tak punya dosa,"hehehe...sorry ini lho udah sobek pinggirnya". Dia menjawab,"iya mba' gak apa emank ini udah jelek, yauda pakek yang itu aja lebih bagus". 

Perasaanku memang gembira waktu itu. Tapi hari ini anak yang meminjami kerudung bagus itu meminta kerudungnya tak peduli aku nggak punya kerudung dan nggak ada pinjaman sama sekali. Ia malah marah-marah dan tak mau menyapaku. Aku pun sadar akan kelakuanku yang lebih memilih sesuatu yang menurut nafsuku bagus dan malah meninggalkan dan menyia-nyiakan yang jelek. Padahal sudah terbukti sesuatu yang dianggap bagus itu tidak akan menjamin kebagusan pula.

 Hikmah dari cerita pribadiku ini adalah " JANGAN PERNAH MENGANGGAP ATAU BAHKAN MEYAKINI KALAU YANG APA PUN YANG JELEK ITU MEMBAWA DAMPAK KEJELEKAN PULA. BAHKAN SUATU SAAT KITA PASTI AKAN MENGANGGAP SESUATU ITU SANGAT BERHARGA. DAN JANGAN SAMPAI KITA MENYESAL KARENA MELALAIKAN ITU".

Jumat, 16 Maret 2012

Curahan Untuk Sang Kyai

    TAWANAN KEJENUHAN
            By: Ika Wahyuliningtyas
Pagi yang senyap...
Terdengar merdunya siulan hijaiyyah
Kalam-kalam melayang di angan
Jemari pun ikut bermain riang
Singkapan gerik seseorang
Tertawan dalam jeruji Ilmu Alat
    Jam terbungkam...
    Waktu seolah tak berputar
    Huruf-huruf riang menertawakan
    Berlari-lari di papan kejenuhan
Impuls tak kunjung datang
Hati bersanggit membantah
Tumbukan rasa tanpa geletar
Menampik momentum di ambang rengkuhan

Puisi ini kubuat waktu bosan2nya pelajaran BMK (Bimbingan Membaca Kitab) oleh
KH.Muthoharun Afif, Lc. Ku merasa ngantuk berat.
Tapi Yai tetap sabar menghadapi santrinya yang cuek minta ampun dengan pelajaran itu.
Hati tak mau terpaut untuk menerimanya. Ya mau bilang apa.
Pelajaran nggak ngerti ditanya kagak ada yang jawab di biarkan juga tidur.
Kelasnya lembab gelap lagi. Malah mendukung kejenuhan santri.
Apalagi pikiran nggak fokus ama pelajaran. Udah beterbangan kali ea....
Ya begitulah suasana kelas saat pelajaran Yai  berlangsung....

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More